Sabtu, 30 Mei 2009

MCB automatic



Negara – negara berkembang di dunia memanfaakan energi istrik secara tidak terbatas jumlahnya, dari Negara – Negara berkembang sampai Negara – Negara maju seperti amerika, korea, jepang, dan Negara – Negara Eropa-Asia berlomba – lomba untuk mendirikan pembangkit tenaga listrik dalam kapasitas yang sangat besar yang tujuan utamanya adalah untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yang tiap tahunnya bertambah. Di Negara Indonesia sampai saat ini telah mengembangkan pembangkit listrik di berbagai daerah seperti, PLTA (Cibadak, Cikalong, Saguling, Jati luhur), PLTG (Cikarang, Pilegan), PLTP (Dieng, Gunung Salak, Kamojang), PLTU (Paiton I, Piton II, Suralaya, Lati), dan unit unit pembangkitan Brantas, Cirata, Gresik, Muara Karang, muara Tawar yang mensuplay energi listrik sebesar puluhan ribu Mega Watt (sumber : id.wikipedia.org), belum termasuk pembangkit – pembangkit kecil di daerah sumatera, Kalimantan dan Bali yang masih beroperasi.

Energy yang telah dihasilkan oleh sekian banyak pembangkit listrik sampai sekarang mash mengalami kekurangan daya karena pertumbuhan penduduk, bertambahnya industry, kantor yang tentunya membutuhkan energy listrik dalam pengoperasiannya. Tercata jumlah penduduk Indonesia di badan statistik Indonesia pada tahun terakhir 2005 sebesar 218,868,791 jiwa dengan kepadatan terbesar di Jawa Barat 38,965,440 jiwa. Dengan kepadatan penduduk yang tiap tahunnya semakin tinggi dan dengan kapasitas daya listrik yang tetap tentunya PLN sebagai pensuplai energy terbesar di Indonesia akan kelebihan beban daya. Dari data yang tercatat di PLN, tingkat konsumsi listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada 2008 kebutuhan listrik untuk wilayah Jawa Bali harus menanggung beban puncak 117.631 MW dengan jumlah pelanggan 26.760. Tahun 2009 diperkirakan 122,295 MW, dan jumlah pelanggan 28.182. Sementara tahun 2010 diperkirakan menjadi, 130.855 MW, dengan jumlah pelanggan 29.681(indonesiaenergywatch.com). Di setiap rumah – rumah yang memanfaatkan energy listrik tegangan jala – jala PLN mempunyai daya paling kecil 500 Watt. Pemakaian yang berlebihan dan pengawasan terhadap pemakain listrik di rumah tangga yang sangat minim berakibat terjadinya beban penuh atau arus yang mengalir melebihi kapasitas daya yang digunakan.

Alat pengaman otomatis yang dipergunakan untuk membatasi arus listrik disebut MCB (mini Circuit Breaker). Alat pengaman ini dapat juga berguna sebagai saklar. Dalam penggunaannya, pengaman ini harus disesuaikan dengan besar listrik yang terpasang dan kualitas yang baik sesuai dengan PUIL seperti MCB merk MG (Jurnal penelitian I Ketut Wijaya, Staf pengajar UNUD). Walaupun dengan adanya pengaman listrik seperti MCB masalah yang ditimbulkan belum teratasi. Bahaya listrik yang paling umum adalah kebakaran akibat terjadiya konsleting (hubung singkat). Seperti kasus di Kelurahan Cilincing Jakarta Utara senin pagi (04-2008) karena lupa mencabut saklar setrika (jakartautara.com), kasus pemintalan benang PT Argo Cikarang yang menelan kerugian 50 milyar (tempo.co.id). Sangat banyak kasus – kasus yang lain akibat konsleting listrik. Berbagai upaya telah dilakukan oleh PLN dengan mengadakan sosialisasi, penggantian kabel instalasi rumah, dan pelarangan – pelarangan pencurian listrik tetapi karena keteledoran dan kurang tanggapnya masyarakat dengan intruksi – intruksi yang diberikan terjadilah musibah yang sebenarnya oleh kelalaian mausia sendiri. Dari permasalahan terseut solusi yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah pemakaian ACB Programable sebagai pengaman akibat arus beban penuh dan konsleting. Kelebihan dari ACB Programable adalah adanya indicator jumlah pemakain arus yang sedang dipakai berupa tampilan LCD dan proteksi dini akibat konsleting dengan memanfaaatkan jumlah arus maksimal pemakaian yang dihasilkan oleh sensor arus dengan menggunakan metode efek hall yang dapat diprogram. Keunikan dari alat ini dan berbeda dari MCB biasa adalah dapat sebagai saklar pemutus jaringan karena adanya beban penuh atau konsleting dan sebaliknya alat ini dapat menghubungkan kembali aliran jika jaringan istalasi kembali normal dengan memanfaakan sensor tahanan pentanahan. Sehingga peran manusia menjadi semakin berkurang pada waktu terjadinya trip.

Posted By : I Wayan Rentanu
Welcome to Balinese-technology Inspirasiku adalah semua yang membuat aku bahagia. Ketika semua itu menjadi kenyataan....." OM SUASTIASTU "